TUTUR
BHUWANA MAHBAH
I.
Nama Lontar : Tutur
Bhuwana Mahbah
II.
Ukuran Lontar : Panj. : Leb :
III.
Jumlah Lembaran : 14 Lembar
Lontar
IV.
Aksara/Tulisan Lontar : Aksara
Bali
V.
Bahasa Lontar : Bahasa
Kawi Bali
VI.
Nama Pengarang : Dokumen
Pusdok Bali Tahun : -
Teks
aslinya ditulis oleh Ida Bagus Made Jelantik dari Griya Kecicang, Karangasem
yang ditulis tahun 1907 saka, 1975 M.
VII.
Nama Penulis/penyalin : Tim
Pusdok Bali
Dra. I Gusti Ayu Rai
Arnita
Drs. I Gede Sura
Drs. I Wayan Dunia
Drs. Ida Bagus Kade
Sindu
Drs. I Gusti Ketut
Dalem
Drs. I Wayan Sukayasa
VIII.
Asal Sumber Lontar : a. Nama Rumah :
Griya Kecicang,
Karangasem
BAB
I
TOPIK PEMBAHASAN
Tutur
Bhuwana Mahbah adalah salah satu lontar tattwa yang mengandung ajaran Siwa.
Dalam satu takep lontar yang diberi judul lontar Tutur Bhuwana Mahbah. Teks ini
ditulis dalam 14 lembar lontar yang terdiri dari :
1.
Dari halaman 1b sampai 14a. kalimat
awalnya berbunyi : Om awighnam astu. Iti Tutur Bhuwana Mahbah, nga. Dan diakhiri
dengan kalimat Hsywa wera bwat upadrawa deni buat utama. Iti Bhuwana Mahbah.
Adapun
isi ringkasan singkatnya menguraikan tentang proses terciptanya alam semesta.
Bahwa pada mulanya tidak ada sesuatu apapun. Pertama-tama munculah dengan
sendirinya Sanghyang Guru Widhi Tunggal yang juga disebut Sanghyang Sunya.
Beliau adalah dewanya para dewa, penguasa alam semesta. Gaib ada-Nya. Dari
yoga-Nya terciptalah Sanghyang Mareka Jati (Istadewata) demikian seterusnya,
berbagai asfek Tuhan itu mawujud dan mencipta isi dunia sesuai dengan kedudukan
dan fungsinya.
2.
Teks kedua berjudul Kramaning anak
Abrata. Ditulis dalam 5 lembar lontar. Dari halaman 14b sampai dengan 19a.
Kalimat awalnya berbunyi : Om awighnam astu. Nihan kramaning anak abrata. Haywa
brantajnana, kewalya saprayojananta. Sedangkan kalimat akhirnya berbunyi :
Tinangkil dening bhujangga haji, mawang brahmana, rsi sakti kita ring niskala.
Telas ring brateki, aja lali, hala.
Isi
lainnya adalah tentang aksara Bali, wresastra, swalalita dan modre. Ada
berbagai lambang mistik magis yang bersumber dari aksara tersebut. Ajaran ini
dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, baik untuk kepentingan duniawi
maupun untuk berbagai kepentingan rohani.
3.
Dan teks ketiga berjudul Tutur Kurante
Bolong. Ditulis dalam 6 lembar lontar, dari halaman 20a sampai 26b. Kalimat
awalnya berbunyi : Om awighnam astu. Iki Tutur Kuranta Bolong, nga. Sedangkan
kalimat akhir : … idep akena Sanghyang Agni ring Kunda. Iti Tutur Kuranta Bolong.
Teks
Kramaning Anak Abrata atau Sanghyang Tattwa Brata berisikan ajaran tapa-brata.
Ada berbagai macam brata, baik sarana, cara melaksanakan brata dan
mantra-mantra untuk melaksanakan brata tersebut.
Dan
teks ketiga, yaitu Tutur Kuranta Bolong berisikan ajaran kelepasan dan ajaran
mistik magis; cara, sarana, mantra dan kegunaannya masing-masing.
Ketiga ajaran inilah
yang sepatutnya dipelajari dengan sungguh-sungguh agar dapat mengenal diri
sendiri : dari mana asal, apa yang mesti dilakukan dan kemana tujuan hidup ini.
BAB
II
ISI
LONTAR
Terjemahan
Alih Bahasa
A.
Kutipan Lontar Bhuwana Mahbah Tentang
Proses Terciptanya Alam Semesta, antara lain :
1b.
Om semoga tidak ada aral melintang
Inilah
yang disebut tutur Bhuwana Mahbah. Patut diketahui oleh ia yang hendak mengabdi
kepada dharma, kebenaran. Kepada ia yang ingin berbakti kepada Tuhan. Sebab
Tutur Bhuwana Mahbah ini adalah inti sari dari yang baik dan yang buruk. Segala
yang diperoleh manusia, Tuhanlah yang menganugrahi. Keburukan yang
dilaksanakan, keburukan yang dianugrahi. Kebaikanlah yang selalu ditemuinya
sampai dikemudian hari. Sebab Tuhanlah yang menentukan hasil segala perbuatan
manusia. Tetapi ada yang cepat memperoleh pahala, ada pula yang jauh kemudian
baru memperoleh pahala. Ada yang memperoleh pahala banyak, ada pula yang
memperoleh pahala sedikit. Sebab semua yang diperoleh manusia sesungguhnya
karena anugrah Tuhan. Jahat perbuatannya, keburukanlah yang diperoleh. Kebaikan
yang ia lakukan, kebaikanlah yang diterima. Maka berpegang teguhlah kepada
kebenaran. Teruslah berusaha melaksanakan kebijakan. Maka (engkau) memperoleh
kerahayuan dikemudian hari.
2b. Keluar dari adanya yang tidak ada,
yang disebut Guru Widhi Tunggal. Disebut juga Sanghyang Sunya. Beliau
sungguh-sungguh hening. Dewatanya para dewa. Bhataranya para bhatara. Beliaulah
yang menguasai semuanya. Sarinya segala hakekat. Beliau tidak perempuan, tetapi
seperti wanita, juga seperti laki-laki. Beliaulah Tuhannya semua manusia.
Beliau dapat menjadi ada (nyata) dapat pula gaib. PerwujudanNya seperti budi,
sabdaNya bermacam-macam. Beliau sesungguhnya adalah Sanghyang Sunya Hening Jati
Widhi.
Maka Beliau Hyang Sunya
beryoga, mengucapkan mantra ajaran utama (weda). Tercipta dari batin yang suci.
Demikian nada-Nya : A. Pertemuan yoga-Nya. Dapat dipergunakan sekehendak-Nya.
Maka lahirlah Sanghyang Mareka Jati. Disebut juga Guru Tunggal.
-
Sanghyang Guru Reka beryoga, lahirlah
Sanghyang Tunggal atau disebut Sanghyang Siwa Reka.
-
Sanghyang Siwa Reka beryoga, lahirlah
Sanghyang Parama Wisesa.
-
Sanghyang Para Wisesa beryoga, lahirlah
Sanghyang Taya.
3.a - Sanghyang
Taya beryoga, lahirlah Sanghyang Sadasiwa dan
Sanghyang Parama Siwa.
- Sanghyang Guru Siwa beryoga, lahirlah
Sanghyang Nawasangha, yaitu Sanghyang Iswara, Sanghyang Brahma, dan lahir pula
Sanghyang Mretyu Kunda.
- Sanghyang Mretyu
Kunda beryoga, lahirlah Bhagawan Wrehaspati.
- Bhagawan
Wrehaspati beryoga, lahirlah Sanghyang Wisnu.
- Sanghyang Wisnu
beryoga, lahirlah Bhagawan Kasyapa.
- Bhagawan Kasyapa
beryoga, lahirlah Sanghyang Buddha Kecapi.
- Sanghyang Sunya
kembali beryoga, lahirlah Pangeran Siddhi.
- Pangeran Siddhi
beryoga, lahirlah Sanghyang Pertiwi.
- Sanghyang Sunya
kembali beryoga, lahirlah Sanghyang Jati Sari.
- Sanghyang Jati
Sari beryoga, lahirlah Sanghyang Akasa.
- Sanghyang Sunya
kembali beryoga, lahirlah Sanghyang Wijanjana.
- Sanghyang
Wijanjana beryoga, lahirlah langit.
- Sanghyang Sunya
kembali beryoga, lahirlah
3.b - Sanghyang Siwa Sandhya dan lahir pula
Sanghyang Surya.
- Sanghyang Sunya
kembali beryoga, lahirlah Bhagawan Karin 2.
Bhawagawan Kharina beryoga, lahirlah Sanghyang Wulan.
-
Sanghyang Sunya kembali beryoga,
lahirlah Bhagawan Siwa Prapta.
Bhagawan
Siwa Prapta beryoga, lahirlah Sanghyang Lintang.
-
Sanghyang Sunya kembali beryoga,
lahirlah Bhagawan Puro Sandhi. Bhagawan Puro Sandhi beryoga, keluarlah api
berkobar-kobar.
-
Sanghyang Sunya kembali beryoga,
lahirlah Bhagawan Siwaměrtha. Bhagawan Siwaměrtha beryoga, keluarlah air.
-
Sanghyang Sunya kembali beryoga,
lahirlah Pangeran Dewi Krěsna. Pangeran Dewi Krěsna beryoga, keluarlah ether,
sinar dan angin.
-
Sanghyang Sunya kembali beryoga,
lahirlah Bhagawan Siwa Krěsna dan lahir pula Sanghyang Sagara.
Sanghyang
Siwa Reka beryoga, lahirlah tanah (bumi) sebagai dasar ruang.
4.a. - Sanghyang
Sunya kembali beryoga, lahirlah Bhagawan Badawang Nala
sebagai dasar bumi. Dan Sanghyang Antabhoga juga sebagai dasar bumi.
- Sanghyang
Sunya kembali beryoga, lahirlah
Sanghyang Bapa Babu. Bapa bernama I Srah, berdiam di samping lubang langit
bagian tengah,
Babu
bernama I Tanjěk berdiam di samping lubang langit di bagian kiri. Dan I Kirih
Pugeh memegang matahari. I Pita Tukup Jiwa memegang bulan.
-
Sanghyang Guru Reka beryoga, lahirlah
semua ini, antara lain : para bidadara dan bidadari; para komara komari, para
deta-deti dan Panca Rsi : Rsi Korsika, Rsi Garga, Rsi Metri, Rsi Kurusya dan
Rsi Prětanjala.
-
Sanghyang Siwa Reka kembali beryoga,
lahirlah Bhagawan Wiswakarma.
-
Sanghyang Sunya kembali beryoga, maka
lahirlah laki, perempuan, dan banci. Ialah yang menjadi Guru dari mantaya, mantiga
dan maharya.
Ang
adalah bintang, matahari dan bulan.
Ung
adalah api, air dan angin.
B. Kutipan Lontar Bhuwana Mahbah Tentang Kramaning
Anak Abrata / Sanghyang Tattwa Brata yang Berisikan Ajaran Tapa Brata, antara
lain:
15.b. 1. Mantra
berkumur (membersihkan gigi) :
“Ong Sri bhakti sayogibhyo namah swahav.”
2. Mantra berkumur :
“Ong gangga sarame ca ya namah swaha.”
3. Mantra mencuci
rambut :
“Ong ong gagana murtaye namah.”
4. Mantra mandi :
“Ong ong parama ganggamreta ya,
kora suddhamam swaha.”
5. Mantra menyisir
rambut :
“Ong sarwa dewi bhyo namah.”
6. Mantra memakai
bunga :
“Ong mahapuspa ya namah.”
7. Mantra berhias
(berbusana) :
“Ong halyadri dropadi ya namah.”
8. Mantra untuk
menghitamkan alis, sasidep :
“Ong kamo mahadewa dirghayur astu.”
9. Mantra
mempersembahkan sesajen, labaan :
“Ong bhaskara sabda bhatari hyang manget,
Ong sa ba ta a i na ma si wa ya.”
10. Mantra untuk
mempersembahkan caru :
“Ong dewa caru ya namah,
Candra dewa ya swaha.”
Tetapi jika kamu melaksanakan brata usahakanlah
berpuasa, tidak makan. Agar usahamu itu berhasil, demikianlah caranya : Karena
perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk, pastilah hasilnya di petik
menurut perbuatan yang kamu lakukan. Oleh karena itu segeralah kamu
melaksanakan perbuatan baik menurut ajaran brata. Hal ini pantas mendapat
perhatian yang serius khusus untuk mereka yang hendak mengabdikan diri kepada
dharma, untuk memperoleh keberhasilan.
C. Kutipan Lontar Bhuwana Mahbah Tentang Tutur
Kurante Bolong, yang berisikan ajaran kelepasan dan ajaran mistik magis, antara
lain :
20b. Tutur yang patut diketahui oleh ia yang
bercita-cita mengabdi kepada dharma, ia yang bercita-cita mengetahui hakekat
sejati. Baik kebenaran yang ada di makrokosmos, maupun kebenaran yang ada di
mikrokosmos.
Inilah
yang disebut Kanda Lima, yang menjadi isi pustaka, yang dimaksud adalah :
a.
Kedua buah kulit pustaka lontar adalah
Nakula dan Sahadewa;
Lembaran
lontarnya adalah Arjuna;
Tali
lontarnya adalah Bhima;
Sedangkan
ajaran yang ditulis dalam lontar itu adalah Dharmawangsa.
b.
Nakula adalah perwujudan dari ibu;
Sahaweda
adalah perwujudan dari bapak;
Arjuna
adalah daya cipta;
Dharmawangsa
adalah hakekat atau keputusan.
Dan
Bang adalah Bhima perwujudan energi.
Inilah
yang disebut Kanda Pat. Yang dimaksud adalah :
-
bayu, energi, berkedudukan di utara;
-
sabda, kata, berkedudukan di selatan;
-
idep, pikiran, berkedudukan di barat;
-
guru berkedudukan di timur.
Itulah
yang terlebih dahulu patut diketahui.
21a. Inilah yang disebut Kanda Telu, yang dimaksud
adalah : apah, akasa dan rethiwi.
-
perthiwi, tanah, berwujud di barat;
-
akasa, langit, berwujud di timur;
-
apah, ruang, berwujud di tengah.
Itulah
perwujudan kepribadianmu.
Inilah yang
disebut Kanda Tunggal. Ketahuilah keberadaannya. Yang dimaksud adalah; Ang Ung
Mang.
-
Ang adalah Brahma;
-
Ung adalah Wisnu;
-
Mang adalah Iswara.
Itulah
perwujudan dari ruang. Pahamilah tempat dari kepribadianmu. Apakah yang
dimaksud dengan embang ?. Embang adalah dharma. Embang adalah Mang. Embang
adalh pwi, yang disebut juga Tiga Sana. Itu adalah perwujudan dari pantara,
antara. Sebab itu tidak bertepi. Tidak berujung. Tidak berwarna, tetapi
berenergi. Tidak bersuara, tetapi bersuara. Itulah perwujudan dari Tiga Sana.
BAB
III
TEOLOGI
Nilai Teologi yang
terkandung dalam Lontar Bhuwana Mahbah seperti tersebut di atas, antara lain :
1.
Proses terciptanya alam semesta beserta
isinya patut diketahui oleh ia yang hendak mengabdi kepada dharma kebenaran.
Intisari dari Tutur Bhuwana Mahbah adalah berbakti kepada Sanghyang Pencipta,
menerima baik dan buruknya karena Tuhan lah yang menentukan hasil segala
perbuatan manusia.
Terciptanya
alam semesta ketika tidak ada apa-apa, tidak ada Bumi, tidak ada angkasa, tidak
ada matahari, bulan, bintang, tidak ada para dewata, tidak ada makhluk halus
disebutkan dalam keadaan kosong (Nirguna Brahman).
2.
Nilai Teologi yang terkandung dalam
Tattwa Brata adalah melaksanakan brata sesuai dengan ajaran brata yang telah
ditetapkan dan melakukan puja mantra dalam melaksanakan brata dan selalu
dibimbing oleh Guru Besar, para Pandhita, Rsi Hyang Saktiman. Apabila lalai
dalam melakukan brata tersebut, maka celakalah yang melakukan tersebut.
3.
Nilai Teologi yang terdapat dalam Tutur
Kurante Bolong adalah mengetahui hakekat sejati, baik kebenaran yang ada di
makrokosmos maupun kebenaran yang ada di mikrokosmos.
Ajaran yang di
dapat dalam Tutur Kurante Bolong adalah ajaran pembebasan atman ketika ajal
tiba dalam pembebasan jiwa dari pengarug Papa dan kutukan Guru.
BAB
IV
PENUTUP
Dengan mengetahui
tentang penciptaan alam semesta beserta isinya serta beberapa cara melakukan
Bebratan lewat pengucapan mantra dan mengetahui ajaran tentang kelepasan dan
ajaran mistis magis, hendaknyalah setelah kita memahami dan mengetahui isi
daripada Lontar Bhuwana Mahbah tersebut semestinya kita bertambah keyakinan
tentang kebesaran dan anugrah daripada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang
Widhi Wasa).
No comments:
Post a Comment